Rahasia Lenyapnya Mayat Mahesa serial Mahesa Edan
Bastian Tito
Type file: pdf, size 421 kB
Download ebook gratis. Serial Mahesa Edan dalam episode RAHASIA LENYAPNYA MAYAT MAHESA. KOPI dan gula dalam telapak tangan Randu Ampel langsung mencair. Air mendidih yang dituangkan me-ngepulkan asap panas. Lima prajurit Kadipaten Lumajang mendelik kaget ketika melihat Randu Ampel tetap tegak berdiri tanpa kesakitan. Tangannya yang disiram air mendidih sama sekali tidak melepuh atau cidera! Malah genangan air panas bercampur kopi dan gula di atas kedua telapak tangannya itu enak saja dihirupnya hingga habis. Sisa-sisa gula dan kopi dijilat-jilatnya dengan ujung lidah.
"Sedap sekali kopi kalian. Aku minta lagi!", kata Randu Ampel lalu ulurkan kedua tangannya.
Prajurit yang tadi menuangkan air mendidih berpaling pada kawan-kawannya, lalu melangkah mundur.
"Jangan-jangan manusia ini mahkluk jejadian berbisik salah seorang dari lima prajurit itu."
"Sebaiknya kita tinggalkan tempat ini cepat-cepat!", kawannya yang di samping kiri balas berbisik.
"Hai! Aku minta kopi, kalian malah pergi!", teriak Randu Ampel ketika melihat lima orang di hadapannya itu mundur, mundur lalu membalikkan tubuh dan lari berhamburan.
"Keparat! Kalian mempermainkanku! Kalian pasti kaki tangan Mangun Aryo!", kembali Randu Ampel berteriak. Kali ini disertai kemarahan. Tubuhnya melompat ke depan, laksana terbang, melayang ke arah lima prajurit yang lari berserabutan itu.
"Mampus!"
Download klik disini

0 komentar:
Posting Komentar